محمد نور توفيق

محمد نور توفيق
محمد نور توفيق

info

info
Info Kontak Email: ementop4@gmail.com , muhammadnurtaufiq@rocketmail.com Telepon Seluler: 03191352095 Alamat: JL RESIDEN SUDIRMAN 68 T Surabaya, Indonesia

بسم الله الرحمن الرحيم

بسم الله الرحمن الرحيم
وردت بسم الله الرحمن الرحيم في القرآن الكريم في سورة النمل الآية 30. وتسمى البسملة. وذلك في قوله تعالى: "إِنَّهُ مِن سُلَيْمَانَ وَإِنِّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ" قد أجمع العلماء على إثباتها في أول سورة الفاتحة.و قد أجمع القراء السبعة على الإتيان بها عند ابتداء القراءة بأول أي سورة من سور القرآن ما عدا سورة التوبة (براءة) فهي متروكة في أولها اتفاقاً.و القارئ مخير في الإتيان بها في أجزاء السورة من القرآن.

Jumat, 30 Juli 2010

Doa Cahaya

Doa Cahaya
Senin, 3 Mei 2010


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا كَانَ فِي دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا وَفِي سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِيْ نُوْرًا وَفَوْقِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا

( صحيح البخاري )

" Dari Ibn Abbas ra berkata : Diantara Doa Nabi saw : "Wahai Allah jadikanlah pada hatiku cahaya, dan pada penglihatanku cahaya, dan pada pendengaranku cahaya, dan dikananku cahaya, dan dikiriku cahaya, dan diatasku cahaya, dan dibawahku cahaya, dan didepanku cahaya, dan dibelakangku cahaya, dan jadikan untukku cahaya". ( Shahih Al Bukhari )

ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ واَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ اْلعَظِيْمَةِ

Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha penguasa yang abadi, Maha menguasai setiap ruh dan jiwa, Maha menundukkan segala kejadian, Maha menciptakan kehidupan dan kematian, Maha menyeru hamba-hamba-Nya kepada keluhuran dan mereka selalu di dalam keluhuran dunia dan akhirah, dalam kemuliaan dunia dan akhirah, dalam kesucian dunia dan akhirah, dalam kebahagiaan dunia dan akhirah, dalam keindahan dunia dan akhirah, demikian utusan sang pembawa rahmat Allah subhanahu wata'ala di dunia dan akhirah yang diutus oleh sang pemilik dunia dan akhirah, pemimpin seluruh makhluk di dunia dan akhirah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, utusan dari sang pencipta dunia dan akhirah untuk membawa kemuliaan dan keluhuran pada setiap hamba, dan beruntunglah mereka yang menjawab seruan Ilahi, Allah subhanahu wata'ala yang maha baik, yang maha indah, yang maha suci, yang maha lebih mulia dan lebih mencintai kita dari semua makhluk yang mencintai kita.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( يونس : 12 )

"Dan apabila manusia ditimpa bahaya / musibah, dia berdo`a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia lupa begitu saja, seolah-olah dia tidak pernah berdo`a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan."(QS.Yunus:12)

Manusia jika terkena musibah ia berdoa kepada Allah dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, terus meminta untuk disingkirkan musibah dan masalahnya, namun ketika telah Allah singkirkan masalahnya ia meninggalkan Allah dan tidak lagi berdoa kepada Allah, seakan-akan dia tidak pernah menyeru dan menjerit memanggil nama Allah saat dia dalam kesulitan, ia tinggalkan Allah begitu saja seakan-akan ia tidak pernah memanggil dan meminta kepada Allah subhanahu wata'ala.
Hadirin hadirat, demikian sang maha As Shabuur ( sangat sabar ) yang melihat hamba-hamba-Nya yang hanya ingin selalu berdoa di saat kesulitan, namun tidak mau berdoa dan bermunajat di saat dalam kemudahan. Maka sebelum kesulitan yang lebih besar datang menimpa, perbanyaklah doa dan munajat agar syukur berlimpah dan kenikmatan pun bertambah, demikian janji dari sang pelimpah kenikmatan, Rabbul 'alamin subhanahu wata'ala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dosa-dosa yang merupakan pangkal musibah terhapus dengan pengampunan Allah subhanahu wata'ala dan amal-amal pahala kita, Allah subhanahu wata'ala telah menurunkan firman untuk seorang pemuda yang pendosa, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari bahwa pemuda ini datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ia berkata: "Wahai Rasulullah, aku telah berbuat dosa yang begitu banyak dan aku ingin mendapatkan hukuman", maka Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam diam tidak menjawab, namun Allah subhanahu wata'ala menjawab dengan firman-Nya:

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ ( هود: 114 )

"Sesungguhnya perbuatan yang baik (pahala) itu menghapuskan) perbuatan-perbuatan yang buruk (dosa). Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat (selalu berdzikir)”. ( QS. Hud: 114 )

Dzikir menghapus dosa-dosa dan musibah. Semoga aku dan kalian dalam keluhuran dunia dan akhirah, Allah subhanahu wata'ala berfirman :

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ( النور: 35 )

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi". ( QS. An Nuur )

Allah meneranginya bumi dengan cahaya dzahir dan cahaya bathin. Dan Allah memberikan cahaya-Nya kepada yang dikehendakinya, sebagaimana firman-Nya:

يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ( النور: 35 )

" Allah membimbing kepada cahaya-Nya ( untuk ) siapa yang Dia kehendaki". (QS. An Nuur: 35 )

Allah memberikan petunjuk dengan cahaya-Nya kepada siapa-siapa yang dikehendakinya. Dan makna cahaya dalam firman Allah di surah An Nuur:

نُوْرٌ عَلَى نُوْرٍ ( النور: 35 )

" Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) ". ( QS. An Nuur: 35 )

adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena "Allah memberikan hidayah ( petunjuk ) dengan cahaya-Nya", bukan dengan cahaya matahari hidayah datang, tetapi dengan cahaya tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Oleh sebab itulah ketika seseorang mencintai dan mengikuti tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka tersingkaplah seluruh tabir cahaya yang menjadi penghalang antara makhluk dan sang khalik ( pencipta ), sehingga manusia bisa memandang keindahan Allah, karena mereka mengikuti cahaya ciptaan Allah yang termulia, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak satupun makhluk yang bisa sampai kepada cinta Allah dan memandang keindahan Allah kecuali dengan mengikuti sayyidina Muhammad, Beliaulah cahaya Allah di dunia dan akhirah. Beruntunglah aku dan kalian yang hadir dalam kumpulan cahaya, dan malam ini kita mendengar hadits tentang doa sang nabi yang meminta cahaya, padahal sang nabi adalah cahaya Allah yang termulia, beliau shallallahu 'alaihi wasallam berdoa:

اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا

" Ya Allah jadikanlah di hatiku cahaya "

Kita juga berdoa semoga hati kita diterangi cahaya Allah subhanahu wata'ala, amin. Tahukah kalian betapa indahnya jika hati diterangi oleh cahaya Allah?, hati itu akan tenang dan sejuk, hati itu akan terus rindu kepada Allah, yang dengan itu ia juga dirindukan Allah subhanahu wata'ala. Hadirin hadirat, dijelaskan oleh As Syaikh Abu Al Hasan Asy Syadzili yang dinukil oleh Hujjatul Islam Al Imam Jalaluddin Abdurrahman As Suyuthi, dan juga oleh Al Imam Ibn 'Athaillah, dan para imam yang lainnya, beliau mengatakan : "Jika cahaya tauhid " Laa ilaaha illallah " yang ada di hati seorang muslim pendosa disingkap dan diperlihatkan kepada alam, niscaya langit dan bumi ini akan runtuh dari dahsyatnya cahaya Allah subhanahu wata'ala yang ada di hati seorang muslim dari ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam", namun cahaya itu tertutup dengan tabir yang dikehendaki Allah sehingga tidak terlihat, karena orang yang tidak menyembah selain Allah maka cahaya Allah ada di dalam hatinya, walaupun terpendam dengan pendaman dosa ia tetap akan sampai kepada surga yang kekal.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Oleh sebab itu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada Jibril As, yang dijelaskan di dalam tafsir Al Imam Qurthubi, beliau bertanya: "wahai Jibril, bagaimana pahala orang yang bersujud dan mengucapkan " subhana rabbii al a'laa wabihamdih " satu kali?", maka Jibril As berkata: "pahalanya lebih berat dari sebuah gunung, lebih berat dari al kursi, lebih berat dari 'arsy", kemudian Allah berfirman: "sungguh telah benar hamba-Ku, Aku mengungguli segala sesuatu". Nama Allah jika disebut maka pahalanya jauh lebih berat dari 'arsy, kursi dan seluruh alam semesta. Demikian keadaan hamba yang bersujud. Hadirin hadirat, Jika Allah singkapkan cahaya tauhid yang ada dalam diri seorang muslim, cahaya sumpah setia yang mengakui tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah yang ada di hati seorang muslim walaupun ia pendosa, niscaya langit dan bumi akan runtuh tidak mampu menampung dahsyatnya cahaya kewibawaan Allah, keagungan dan kewibawaan Allah yang ada di hati seorang muslim. Maka Al Imam Abu Al Hasan Asy Syadzili berkata: "jika hal seperti ini untuk orang-orang yang berdosa kepada Allah, maka bagaimana dengan orang yang shalih dan beriman serta banyak beribadah kepada Allah jika cahayanya diperlihatkan kepada alam semesta". Semoga Allah menerangi sanubari kita dengan cahaya, cahaya kemudahan, cahaya kebahagiaan, cahaya keluhuran, cahaya keberkahan, cahaya kemuliaan, cahaya kesucian, cahaya seluruh keindahan serta cahaya Allah yang memenuhi seluruh kenikmatan dan maha menjauhkan dari segala kesulitan. Dan Rasulullah berdoa:

وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِيْ نُوْرًا وَفَوْقِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا

"(Ya Allah jadikanlah ) cahaya di penglihatanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari depanku, cahaya dari belakangku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya"

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hal ini menunjukkan indahnya doa sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang diriwayatkan oleh sayyidina Abdullah bin Abbas Ra ketika ia menginap di rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, disaat waktu shalat tahajjud Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun dan ia pun ikut bangun dan berwudhu kemudian shalat, selesai shalat witir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berbaring lalu bangun dan membaca doa ini, meminta cahaya kepada Allah untuk panca inderanya, dan dalam riwayat yang lain Rasulullah juga berdoa :

وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا

"Ya Allah jadikanlah cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, cahaya di kulitku".

Beliau meminta cahaya kepada sang pemilik cahaya, padahal beliau telah terang benderang dengan cahaya Ilahi, dan mereka yang membaca doa ini tentu hatinya akan bercahaya, jiwanya akan bercahaya, siang dan malamnya bercahaya dengan kemudahan, dengan ketenangan dan keindahan Allah, jika seseorang telah bercahaya dengan keindahan Allah maka apalah artinya keindahan dunia akhirah, semuanya akan tunduk dan berlimpah kepadanya, karena ia telah bercahaya dengan cahaya keindahan Ilahi. Hadirin hadirat, Allah tidak memperdengarkan hadits dan doa ini kepadaku dan kalian kecuali Allah telah menyiapkan dan menganugerahkan cahaya kemuliaan doa sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kepada kita semua.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba yang paling mulia dari segenap hamba, beliau adalah panutan dari semua hamba-hamba Allah, dan beliau adalah orang yang paling berakhlak dari semua orang. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :

مَاعَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

"Tidak sekali-kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencela makanan. Jika beliau menyukainya, maka beliau makan, jika beliau tidak menyukainya maka beliau tinggalkan"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berakhlak dalam segala sesuatu, bahkan kepada makanan. Beliau tidak pernah mencaci rizkinya, tidak pernah mengejek makanan, jika beliau suka maka beliau makan, jika tidak suka maka tidak dimakan. Demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat, orang yang paling bercahaya dari segenap hamba yang bercahaya beliau budi pekertinya sangat indah. Dan sebesar-besarnya ujian dan cobaan kita tidak ada diantara kita yang sampai seberat cobaan sang nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Jadi janganlah sekali-kali kita merasa bahwa sungguh berat cobaan yang kita hadapi. Ingatlah orang yang paling mulia ini selama 3 hari 3 malam menahan perutnya dari lapar, padahal jika mau, beliau akan meminta makanan kepada Allah dan pastilah Allah kabulkan permintaannya, namun karena indahnya budi pekerti beliau, makhluk yang paling dicintai Allah itu terus bertahan untuk tidak meminta rizki untuk dirinya tetapi terus meminta untuk ummatnya. Di saat itu beliau sudah hijrah dan Baitul Maal pun telaah penuh tetapi Rasulullah masih mengikat perutnya dengan batu karena selama tiga hari tidak makan. Setelah beliau pulang ke rumah istrinya dan bertanya kepada istrinya ternyata tidak ada sesuatu kecuali air, kemudian pulang ke rumah istrinya yang lain ternyata yang ada pun hanya air. Barangkali tidak ada satu pun diantara kita yang sampai menghadapai keadaan yang seperti itu, yang dirumahnya tidak ada apapun dari harta, makanan dan minuman kecuali air, sungguh beliaulah orang yang paling sabar dan tabah dan supaya kita tidak putus asa jika terkena musibah, ketika kita terkena musibah ingatlah ada yang lebih dahulu merasakan musibah yang paling berat, yaitu sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan musibah yang berat di saat sakaratul maut pun beliau telah mendahuluinya, seraya berdoa kepada Allah :

اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ َموْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي

" Wahai Allah, pedihkan sakaratul mautku dan ringankanlah untuk ummatku"

Hadirin hadirat, di saat itu berubah wajah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam sehingga Jibril memalingkan wajah, maka Rasulullah bertanya : "mengapa engkau memalingkan wajah wahai Jibril ?", maka Jibril berkata: "aku tidak tahan melihat engkau menahan sakit wahai Rasulullah", sungguh tidak pantas seseorang seperti nabi Muhammad menahan sakit namun karena cinta beliau kepada ummatnya, beliau ingin rasa sakit sakaratul maut ummatnya diringankan dan dipedihkan untuk beliau, maka Allah kabulkan permohonan beliau, sehingga beliau berkata:

لَا إِلَهَ إِلَّا الله إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

"Laa ilaha illallah, sungguh kematian itu sangat pedih"

Demikian hal yang diderita pada akhir nafas sang nabi untuk meringankan sakaratul mautku dan kalian, adakah kekasih yang lebih indah dari sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam?!.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Inilah nabi yang luhur dan beliau adalah imam ahli sujud yang terlahir dalam keadaan bersujud sebagaimana diriwayatkan dalam sirah Ibn Hisyam dan ketika sayyidina Tsauban Ra ditanya, diriwayatkan dalam Shahih Muslim: "Wahai Tsauban amal apakah yang paling dicintai Allah?", tetapi beliau hanya diam dan untuk yang ketiga kalinya beliau berkata: "perbanyaklah bersujud, karena aku telah menanyakan pertanyaanmu ini kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan Rasul berkata: " perbanyaklah bersujud karena jika engkau bersujud, Allah akan mengangkat derajatmu semakin dekat kepada-Nya dan berjatuhan dosa-dosamu", demikian kemuliaan sujud. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ اْلعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ

"Keadaan hamba yang paling dekat kepada Tuhanya adalah tatkala ia bersujud"

Diriwayatkan oleh sayyidina Rabi'ah bin Ka'ab Ra, ia berkhidmah kepada Rasulullah karena cintanya kepada Rasulullah, dan setelah berhari-hari ia berkhidmah maka Rasul mengizinkannya pulang, kemudia Rasulullah kepada Rabi'ah bin Ka'ab: "wahai Rabi'ah, mintalah apa yang kau inginkan", maka Rabi'ah berkata: "menemanimu di sorga, wahai Rasulullah", demikian riwayat Shahih Muslim, maka berkatalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "adakah yang lainnya ?", Rabi'ah menjawab: " tidak ada wahai Rasulullah, aku hanya ingin menemanimu di surga, karena aku telah menemanimu di dunia maka aku ingin juga bisa bersamamu di akhirah", maka Rasulullah berkata: "bantulah aku untuk hajatmu itu dg Perbanyaklah sujud, maka engkau akan bersamaku kelak di akhirat".

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sujud itu ada yang dzahir dan ada yang bathin, sujud yang dzahir adalah sujudnya tubuh kita sebagaimana kita ketahui, namun sujud bathin adalah ketika tubuh kita sujud, hati kita juga sujud kepada Allah dan setelah itu hati akan terus sujud walaupun tubuh kita beraktifitas, hati kita akan tetap sujud dan merendahkan diri kepada Allah walaupun siang dan malam kita dalam aktifitas lain sampai kembali ke waktu sujud lagi, yaitu waktu shalat. Namun di luar waktu-waktu shalat pun, kemuliaan sujud terus menerangi hati kita.

Hadirin hadirat, ingatlah satu kali sujud pahalanya lebih berat daripada 'arsy, al kursi dan semua gunung di dunia. Semakin seorang hamba mengagungkan Allah, maka Allah memberikan pahala yang lebih dari segala sesuatu, karena Allah lah yang melebihi dan menciptakan segala sesuatu, alam semesta di dalam genggaman-Nya, cahaya seluruh jagad raya ini adalah ciptaan-Nya, dan Allah menciptakan cahaya terindahnya, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan Allah memberikan hidayah dengan cahaya-Nya itu kepada yang dikehendaki-Nya . Al Imam Qadhi iyadh berkata dalam kitabnya Asy Syifaa bahwa makna dari "Nuur ( cahaya )" dalam surah Nuur adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena beliaulah cahaya Allah yang menuntun hamba-hamba kepada keluhuran dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiah, semoga Allah subhanahu wata'ala memuliakan hari-hari kita dengan keluhuran, dan semoga Allah subhanahu wata'ala memberikan kepada kita kesembuhan, dan saya juga mohon doa agar semakin cepat cita-cita kita ini untuk menjadikan Jakarta kota kedamaian sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Pertengahan Juni guru mulia kita tiba dan acara akbar akan kita adakan dan selanjutnya acara akbar yang kedua kalinya saat beliau kembali semoga sukses dan berkumpul jutaan muslimin, sehingga Jakarta ini semakin gemuruh dengan dzikir dan shalawat kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dan saya mohon doa agar Allah subhanahu wata'ala memberikan kekuatan dan ketabahan kepada saya dan kepada hadirin semuanya dalam melewati segala cobaan. Dan saya mohon maaf kalau seandainya saya lewat tadi, saya tidak menyalaminya mohon dimaafkan. Sungguh satu tangan yang kecewa karena ingin bersalaman dengan saya dan tidak diberi kesempatan, hal itu sudah cukup untuk melemparkan saya ke dalam neraka, namun jumlah yang mau bersalaman sangat banyak, dan sebenarnya saya ingin menyalaminya, kalau seandainya jumlahnya sedikit maka biarlah saya yang akan mendatangi kalian satu persatu dan tidak perlu kalian berdesakan untuk bersalaman dengan saya, namun karena jumlahnya banyak maka kita bersalaman dengan hati kita, semoga salaman rohani ini, sambungan rohani ini tidak akan pernah terlepas selama-lamanya. Kalau bersalaman jasad hanya sebentar saja kemudian lepas, tetapi tidak dengan salaman rohani, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ مَا تَعَرَّفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اِخْتَلَفَ

"Ruh-ruh itu bagaikan tentara yang berkelompok-kelompok, yang saling mengenal akan saling mendekat, dan yang saling bertengkar akan saling menjauh.”

Maka kelompok ruh yang di dunia itulah kelompok ruh yang di akhirat kelak, jika kita telah berkelompok disini maka ruh kita telah bersatu meskipun tidak saling bersalaman satu sama lain, kelak di akhirah kita akan bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, amin allahumma amin. Ya Rahman Ya Rahiim, kami bermunajat memohon kehadirat-Mu kemuliaan, keluhuran dan segala kenikmatan, limpahkan untuk kami cahaya kebahagiaan, limpahkan kepada kami cahaya keluhuran, terangi kami dengan cahaya di depan kami, di belakang kami, diatas dan dibawah kami, di kanan dan kiri kami dengan cahaya keindahan, dengan cahaya kebahagiaan, dengan cahaya keluhuran, dengan cahaya kesucian, dengan cahaya khusyu', dengan cahaya sujud, dengan cahaya doa dan munajat, dengan cahaya dzikir dan shalawat, dengan cahaya istighfar, dengan cahaya taubat, dengan cahaya ibadah, dengan cahaya cinta kepada-Mu, dengan cahaya rindu kepada-Mu, dengan cahaya rindu kepada-Mu, dan jadikan kami semua makmur di dunia dan akhirah, limpahkan kekayaan kepada kami di dunia dan akhirah, pastikan seluruh wajah ini dalam 5 atau 10 tahun lagi dilimpahi kekayaan yang berlimpah sehingga semakin luas dakwah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalaly wal Ikram…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat, saya mohon doa untuk kesembuhan karena akhir-akhir ini penyakit di otak belakang saya sering kambuh dan mengganggu aktifitas. Di tahun 1993 saya bermimpi Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya menangis di kaki beliau dan saya katakan bahwa saya ingin berjumpa dengan beliau, maka beliau berkata: "belum waktunya", dan saya katakan: "butakan mata saya, saya tidak ingin melihat asalkan saya bisa melihatmu", maka Rasulullah berkata: " sebelum usiamu 40 tahun, kau akan berjumpa denganku", usia saya sekarang 37 tahun. Seandainya ada sesuatu terjadi pada saya, teruskanlah perjuangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tegakkan panji-panji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian yang dapat saya sampaikan, kita lanjutkan dengan kalimat talqin oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, tafaddhal masykuraa…

Ayat Yang paling Menggembirakan Rasulullah saw

Ayat Yang paling Menggembirakan Rasulullah saw
Senin, 10 Mei 2010


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ سُورَةٌ لَهِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْه الشَّمْسُ ثُمَّ قَرَأَ : إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ، مَا تَقَدَّمَ، مِنْ ذَنْبِكَ، وَمَا تَأَخَّرَ، وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ، وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا، وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ، نَصْرًا عَزِيزًا

( صحيح البخاري )

Sabda Rasulullah saw:
“Sungguh telah turun padaku malam ini surat yang ia lebih kusenangi dan menggembirakanku lebih dari terbitnya matahari’, lalu beliau saw membacakannya : “SUNGGUH KAMI TELAH MEMBUKAKAN UNTUKMU KESUKSESAN YANG GEMILANG, AGAR DIAMPUNI OLEH ALLAH DOSA-DOSAMU YANG TERDAHULU DAN YANG AKAN DATANG, DAN DIA (ALLAH) MENYEMPURNAKAN NIKMATNYA PADAMU, DAN MENUNJUKIMU KE JALAN YANG BENAR, DAN ALLAH AKAN MENOLONGMU DENGAN PERTOLONGAN YANG DAHSYAT” (QS Al fath 1-3) (Shahih Bukhari)

ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala, Maha Pencipta Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Cahaya Anugrah Allah yang terbesar dari seluruh Anugerah Ilahi, yang menuntun sedemikian banyak hamba-hambanya menuju kebahagiaan, kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat, yang tidak akan tercapai kecuali melewati Sang Penuntun kepada kebahagiaan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, di utus Allah untuk menuntun hamba-hamba Allah menuju keluhuran, menuju kebahagiaan, menuju kemudahan, menuju kesucian, menuju khusyuk, menuju Cinta Allah, menuju rindu Allah, agar mereka di terangi cahaya kerinduan Allah, di terangi cahaya kasih sayang Ilahi, di terangi cahaya pengampunan, di terangi cahaya keluhuran, di terangi cahaya kemudahan, semua itu terbit didalam kebangkitan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, semua itu di kumpulkan Allah pada sosok Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ وَجْهًا وَأَحْسَنَهُ خَلْقً

“sungguh Rasulullah saw Seindah indah manusia wahjahnya dan akhlaknya, akhlak yang terluhur mengungguli segenap akhlak” (Shahih Bukhari)

maka terangkatlah derajat para Aulia, wal Muqarabin (orang orang yg dekat dan dicintai Allah), wal Shiddiqin (orang orang yg jujur dan bersungguh sungguh dalam berbakti pada Allah), wa Syuhada wa Shalihin (orang orang yg shalih), menuju tangga-tangga keluhuran, tangga kemuliaaan, tangga kedekatan kehadirat Allah, tidak lain mereka capai kecuali mengikuti Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sampai mereka kederajat para Mahmubin.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Katakanlah (wahai Muhammad saw) jika kalian mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammadvsaw), kalian akan sampai kepada cinta Allah, dan Allah ampuni dosa-dosa kalian dan Allah swt itu Maha Mengampuni dan berkasih sayang” (QS Al Imran 31 )

Cinta Allah berpijar pada gerak gerik dan tuntunan dan kalimat Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka beruntunglah dan tiada yang lebih beruntung dari para pecinta Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ،

Allah Berfirman : “Sungguh mereka-mereka yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah…, lalu ia beristiqamah, maka turunlah untuk mereka para malaikat untuk menenangkan mereka, jangan kalian taku dan jangan pula risau, sungguh kabar gembira bagi kalian bahwa kalian akan masuk sorga yg telah dijanjikan pada kalian QS Al Fusshilat 30)”

Aku dan kalian, ayat ini ketika ditanyakan kepada Sayyidina Abu Bakar bin Siddiq Ra, dijelaskan didalam Tafsir Imam Ibn Katsir dan lainnya, ketika ditanya ayat ini kepada Sayyidina Abu Bakar bin Siddiq Ra, siapakah yang dikatakan

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ

berkata Sayyidina Abu Bakar bin Siddiq Ra : “semua muslimin Ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak menyembah selain Allah, yang Tuhannya hanya Allah, mereka termasuk didalam kelompok mereka yang berkata bahwa Tuhan kami adalah Allah.”
Lalu mereka berusaha untuk beristiqamah, Istiqamah adalah ringkasnya menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah semampunya dan menjauhi larangan Allah semampunya dan mempertahankannya. Namun di jelaskan oleh para Muhaditsin, bahwa usaha menuju Istiqamah adalah sudah mencapai derajat Istiqamah dan orang yang mengulang-ulang ayat ini dalam hidupnya maka ia termasuk dalam kelompok ahlul Istiqamah.

Lalu kalimat selanjutnya pada ayat itu : Allah turunkan untuk mereka para Malaikat.. menjaga mereka di masjid- masjid, majelis ta’lim, majelis Dzikir dalam ibadah mereka, di dalam khusyuk mereka, di dalam do’a mereka, malaikat mengaminkan mereka, turun malaikat untuk mengerubuni para mu’minin hingga menjauhlah para setan dan para jin, dan tiadalah yang lebih di takuti oleh setan, para Jin, dan Iblis melebihi hati yang berdzikir. Ketika hati sedang ingat Allah, itulah yang paling ditakuti oleh Syaitan, itu yang paling di takuti oleh Jin yang jahat, itu yang paling di takuti oleh Iblis, jika hati sedang mengingat Allah, cahaya berpijar membakar dan membunuh mereka.

Oleh sebab itu hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, para Setan berusaha agar keturunan Adam menjauh dari Dzikir, menjauh dari menyebut nama Allah, menjauh dari mengingat Allah, hingga mereka bebas menggoda, tapi kalau sudah jiwa mulai berdzikir mengingat Allah mereka berpencar dan lari menjauh, itulah kelemahan Syetan dan Iblis, dan itulah kekuatan terkuat dari seluruh angkasa raya Jagat ini.

Kekuatan terbesar di langit dan Bumi untuk Makhluk adalah dzikrullah, jika mereka mengingat Allah disaat itu Allah bersama mereka, maka siapa lagi yang bisa mengalahkannya dari alam semesta ini jika Allah sedang bersamanya, tentunya bukan bersama dengan dzat Nya tetapi bersama dengan sayang dan cinta Nya, kalau seseorang sedang di lihat Allah dalam keadaan cinta, siapa pula yang bisa menyentuhnya, makhluk ghaib dan makhluk yang dhohir tidak satupun bisa berbuat apapun kecuali kehendak Dzat Nya.

Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah,
Namun sebagian besar para mufatsirin menjelaskan makna kalimat itu adalah turunnya para malaikat itu turun sangat banyak saat mereka akan wafat, makin di penuhi dan di kunjungi para malaikat, untuk menenangkan mereka adalah firman Nya yg disampaikan malaikat malaikat pada mereka jangan kalian takut, jangan risau, kau akan wafat dalam keluhuran, kau akan wafat dalam kemuliaan, jangan takut keturunan keturunanku, jangan takut berpisah dengan keluargamu, mereka akan di jaga Allah
kabar gembira untukmu adalah Surga, demikian orang-orang yang akan wafat dari para Shalihin ditenangkan Allah sebelum berpindah kealam barzakh

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

“Kamilah yang berjanji menjadi pemimpin kalian dan pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, (Allah yang selalu melindunginnya), dan bagi kalian kelak apa-apa yang kalian inginkan dan bagi kalian apa-apa yang telah dijanjikan” (QS AL Fushilat 31).

Sebagaimana Firman Allah, di dalam Surat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,
“Allah itu adalah pengaman, pelindung dan pemelihara orang-orang yang beriman dilindungi” , dan di sayangi, dan di Rahmati, dan di ampuni, dan di muliakan oleh Allah, sampai ia wafatpun kasih sayang Allah terus melindungi mereka, pengampunan Allah akan sampai kepada mereka, Ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, pengikut Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Pecinta Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, merekalah orang yang paling bercahaya kelak di yaummil qiyamah, merekalah orang yang paling beruntung di yaummil qiyamah, merekalah orang yang paling gembira di hari kiamat, orang tuanya mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,

hadirin hadirat yang di muliakan Allah, bagaimana Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berakhlak yang mulia dan agung ini tentunya dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala ,
Sungguh mereka yang berkata Tuhan kami adalah Allah…
Wahai Allah jadikan kami orang yang selalu menyebut Nama Mu Allahu Allah, Allah banggakan orang yang menyebut Nama Allah Allah, bahkan Allah selalu sampaikan pada Sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ

demikian riwayat Shahih Muslim
Tidak akan datang hari Kiamat hingga tak ada lagi dimuka bumi yang menyebut nama Allah,,, Allah.. , bukan tahun 2012, bukan ramalan orang-orang yang tidak menyembah Allah, namun hari kiamat akan datang jika di Bumi tidak ada lagi yang menyebut Nama Allah, itulah tanda hari kiamat yang pasti datang, jika Bumi masih ramai dengan Dzikir Jalallah (dzikir jalalah adalah dzikir Yaa Allah Yaa Allah), oleh sebab itu para ulama dan para Mujadid Akhir zaman Makmurkan Dzikir Ya Allah Ya Allah, karna sudah akhir zaman semakin dekat maka semakin dekatlah akhir zaman namun akan semakin mundur dan memuai usia dunia ini, selama gemuru Nama Allah masih di gemuruhkan di muka bumi.

Bayangkan Kehancuran alam semesta, jagat raya yang demikian luas di hancur leburkan oleh Allah subhanahu wata'ala, dengan kehendak Nya, dengan Kewibawaan Nya, dengan Keagungan Nya, dengan kehendak dan Kekuatan Nya, masih Allah tahan hanya karena seorang menyebut nama Allahu Allah. Jiwa satu orang ummat Muhammad menyebut Nama Allah tertahan dari bencana Kiamat.

Hadirin hadirat, jangan dengarkan ramalan, ramalan mama ini, mama itu, 2012 planet beradu, ramaikan nama Allah Allah maka usia alam ini akan berlanjut, janji Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam…!!

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah dasyatnya jiwa yang berdzikir, satu jiwa yang berdzikir menahan musibah yang terbesar di alam semesta, apalagi musibah gunung meletus, musibah meteor, musibah banjir, kalau sudah jiwa mulai bangkit berdzikir sirna semua musibah, alam ini akan sirna dari musibah, namun semakin sedikit musibah yang terus mendesak dan banyak, maka Allah yang Maha Pengampun melihat hambanya terus berdosa tapi tidak mau istighfar dan bertaubat maka turunkan musibah, supaya terhapus dosanya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan di dalam riwayat yang Sighah (riwayat yg kuat) salah seorang ulama bermimpi melihat Allah akan menurunkan bala yang besar di kota Baghdad, karena di malam itu tercatat lebih dari 40 perzinahan terjadi dimalam itu di Kota Baghdad maka ia bangun dari tidurnya dan segera mengumpulkan murid-muridnya berdzikir ya Allah ya Allah ya Allah. Musibah tidak jadi turun, karena ia teringat hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tsb, bahwa Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam Hadits Qudsiy “ Hampir saja Ku turunkan bala pada suatu kaum karena dosa-dosannya, maka Aku lihat mereka meramaikan dzikir, maka kujauhkan dan kusingkirkan bala dan musibah dari mereka.

Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga kita termasuk orang yang selalu memperbanyak menyebut Nama Allah yang dengan itu hati kita pula terus memanggil nama Nya

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ،

Orang-orang yang menyebut Tuhan kami Adalah Allah lalu berusaha untuk mencapai Istiqamah maka diturunkan untuk mereka para malaikat-malaikat pelindung, agar mereka jangan risau di dunia dan di akhirat, di beri kabar gembira sebelum mereka wafat bahwa mereka akan masuk surga yang telah dijanjikan pada mereka”

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

“Kamilah yang berjanji menjadi pemimpin kalian dan pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, (Allah yang selalu melindunginnya), dan bagi kalian kelak apa-apa yang kalian inginkan dan bagi kalian apa-apa yang telah dijanjikan” (QS AL Fushilat 31).

Akulah kata Allah yang akan melindungimu di dalam kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat, dan di akhirat kelak apapun yang kalian kehendaki akan di beri oleh Allah, sebagian ulama berkata di dunia juga apapun yang mereka khendaki akan di beri oleh Allah tuk para Shalihin dan aulia Nya, karna Allah sudah berjanji di dalam Hadits Qudsiy riwayat Shahih Bukhari
“Jika ia minta kepadaKu Ku beri permintaannya, Dan jika ia berlindung kepada Ku Aku lindungi”
menunjukan bahwa keinginan mereka sudah banyak sekali di qabul dan di jamin Oleh Allah, di Qabulkan di dunia, lebih lebih lagi di akhirat.

Kalau di zaman Nabiallah sulaiman As, salah seorang ummatnya bisa mendatangkan singgasana Ratu Balgis dalam sekejap di hadapan Raja Sulaiman sebelum ia mengedipkan matanya di dalam Firman Allah di surat Annaml pada ayat 38,39 dan 40, Bahwa Allah subhanahu wata'ala menceritakan kejadian itu
“maka berkatalah seorang yang luas ilmunya akan kitabullah, Aku akan datangkan kepadamu singgasana itu sebelum kau mengedipkan matamu wahai Sulaiman, Dalam sekejap singgasana itu muncul dari dalam bumi,
dari Yaman di bawa ke Palestina di Masjidil Aqsho, di dekat situlah istanah singgasana Nabi Sulaiman As dan dalam waktu sekejap mata sudah ada didepan matanya”

Kalau ummat Nabi Sulaiman sudah bisa begitu, lebih-lebih lagi Ummat Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bukan dengan kekuatan Jin tentunya, karna Allah Berfirman dalam ayat itu :

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ.....

Seseorang yang punya ilmu, pemahaman dari kitabullah subhanahu wata'ala, bukan Ilmu Kebathinan, bukan ilmu untuk memanggil kekuatan Jin, karna kekuatan Jin kalah dengan orang ini, karna sebelumnya Jin sudah berkata : Wahai Sulaiman, aku datangkan singgasana Ratu Balqis kehadapanmu sebelum kau berdiri dari kursimu,
maka berkata pula seorang yg berilmu dari kitabullah swt itu : “Wahai Sulaiman Aku mampu mendatangkannya sebelum Kau kedipkan matamu”
Dalam sekejap sudah sampai singgasana Ratu Balqis itu di pindahkan menuju kerajaan Nabi Sulaiman, bukan duduk di singgasana itu, ia datang dari Yaman perjalanannya bertamu untuk mnyerahkan diri, berkatalah Nabi Sulaiman (pada QS Annaml 38) berkata “Siapa yang bisa membawa singgasana Ratu Balgis sebelum mereka datang untuk menyerahkan diri padaku.
Sebab awalnya Salah seekor burung yang menjadi pengikut Nabi Sulaiman, Mencari-cari wilayah-wilayah yang menyembah selain Allah, menyembah berhala, membawa laporan, di Yaman ada kaya raya di pimpin seorang wanita yaitu Ratu Balqis, Ratu wanita itu kerajaannya luas dan besar, Nabi Sulaiman punya firasat bahwa di yaman mesti ditundukkan sebelum terbitnya Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka kerajaan Ratu Balqis harus di tundukkan.

Maka berkatalah Nabi sulaiman, “kirimkan surat untuknya” inilah surat dari Sulaiman : Bismillahirrahmanirrahim, maka ia tunduk kepadaku,
maka Ratu Balqis didalam surat Annaml menjelaskan kepada para pengikutnya Allah menceritakan, Ratu Balgis berkata “jangan kita perang dengan kerajaaan ini, biasannya kalau perang kerajaan satu dari kerajaan lainnya, pasti yang kalah akan dihinakan dan yang mulia akan dijadikan orang-orang yang terhina harta akan dirampas sudah, ya sudah lebih baik kita kirimi hadiah saja kepada Raja sulaiman As”, Raja Sulaiman yaitu Nabi Sulaiman As bin Nabiallah Daud As.

Maka Nabi sulaiman menerima hadiah, Nabi sulaiman berkata “kamu membawakan hadiah ini, kalian kira kami gembira dengan hadiah ini, hadiah ini tiada berarti bagiku” kembali katakana kepadanya,” jika ia tidak menyerahkan kerajaan Yaman maka aku akan datang dengan pasukan yang mereka tidak mampu menolaknya” dengan pasukan dasyat, pasukan manusia, Jin, hewan, angin dan seluruh kekuatan Allah yang di berikan kepada Nabi Sulaiman As, dengan tentara yang belum pernah mereka lihat, maka Nabi Sulaiman berkata “Ayo coba siapa yang bisa datangkan singgasana Ratu Balqis kesini sebelum dia sampai disini”, singasananya didatangkan dalam sekejap mata, tidak lama Ratu Balqis datang, maka berkata Nabi Sulaiman, “inikah singgasanamu ?” tampaknya iya betul ini singgasanaku kata Ratu Balqis, “ini Singasanamu, sudah kubawa duluan kesini karna kau akan tinggal disini” kata Nabi Sulaiman tidak balik lagi kenegrimu Yaman sana, tinggal disini.
Maka Ratu Balqis memasuki istanah Sulaiman, ia menyingkapkan pakaiannya sedikit karna melihat dia harus berjalan diatas air, Maka Nabiallah berkata bahwa itu adalah Marmer yang bening, yang belum pernah dilihat dimasa itu, dipikir air, makanya ia menyingkapkan pakaiannya sebetis sedikit, dikira akan menceburkan kakinya di air padahal itu adalah marmer yang sangat indah, sangat bening bagaikan air Maka ia berkata, Aku beriman kepada Tuhannya Sulaiman, maka Sulaiman aku beriman kepada Allah bersama Nabi Sulaiman As. (Rujuk QS Annaml 20 s/d 44)

Hadirin Hadirat, Demikianlah rahasia kemuliaan dari zaman kezaman, bagi mereka yang mengatakan Rabbunallah, tunduk semua kekuatan, tunduk semua kekuasaan, tunduk semua kemuliaaan dibawah keagungan Nama Allah, Lantas mereka beristiqamah turun para Malaikat membantu mereka dalam kesibukannya, Kamilah yang melindungi dan menjaga kalian di dunia dan di akhirah dan bagi kalian apa yang kalian inginkan dan apa yang dijanjikan bagi kalian, Itukah hati yang agung dari Sang Maha Pengampun, Maha Berkasih sayang,

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Adakah orang yang lebih indah ucapannya selain orang yang mengajak untuk dekat kepada Allah?Dan mengajak orang-orang untuk beramal Saleh dan Dia mengatakan Sungguh aku adalah Muslimin (QS Al Fusshilat 34) Ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat ajaklah orang agar dekat kepada Allah dengan ucapan, dengan sms, dengan surat, dengan email, dengan telpon, teruslah ajak mereka untuk temuliakan dengan ibadah, terjauhkan dari maksiat dan kemungkaran, karna dengan itu kau termasuk kedalam orang yang difirmankan Allah, bahwa tiada yang lebih mulia dari mereka.
Siapakah? Adakah ucapan yang lebih indah dari orang yang mengajak kepada Allah, untuk dekat kepada Allah dan beramal saleh.

Namun caranya diajari oleh Allah :

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

Tidak sama pahala dengan dosa, balaslah kejahatan dengan yang lebih baik, jika ada yang diantaramu dengannya permusuhan maka jadilah seakan ia teman akrab bagimu” (QS AL Fusshilat 35)

dosa adalah kegelapan, pahala adalah keluhuran, tidak sama, Namun orang-orang yang baik diantara kalian kata Allah, orang yang beriman para penyeru di jalan Allah jangan balas kejahatan dengan kejahatan, Dan Orang-orang yang membuat permusuhan antara kau dengan mereka Seakan-akan dia itu adalah sahabat yang akrab bukan musuh.

Hadirin hadirat demikian indahnya para penyeru di jalan Allah, para ahlul Istiqamah, budi pekerti mereka tidak membalas kejahatan dengan kejahatan kecuali untuk membela diri, dan mereka memperlakukan musuhnya seakan-akan teman akrabnya, demikian di jelaskan kepada para mufasirin
seakan-akan musuhnya itu dianggap teman akrabnya, diperlakukan seperti teman akrabnya, mampukah kau sampai ke hal ini, Semoga Allah menyampaikan kita kepada orang-orang yang mempunyai hakikat jelas dalam menyebut Nama Allah.

Sampailah kita kepada Sabda Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, disaat Rasul datang dalam keadaan gundah, diajak bicara tidak menjawab oleh Sayyidina Umar bin Khatab diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, hari pertama, hari kedua, hari ketiga maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
“semalam telah terbit, bagiku turun ayat yang membuat aku sangat gembira, membuatku lebih gembira dari pada terbitnya matahari”
Maksudnya apa? Para ulama diantaranya Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari dan lainnya mensyarahkan makna hadits ini, bahwa :
seakan-akan tiada ayat yang lebih membuat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam gembira dari ayat ini, sangat membuat Rasul gembira sehingga beliau berkata “aku lebih gembiradengan turunnya ayat ini dari terbitnya matahari” padahal terbitnya matahari itu maksudnya diumpamakan di dalam fathul baari sebagai terbitnya segala kebaikan, tapi Rasul lebih senang pada ayat ini lebih dari pada terbitnya matahari,

apa ayat itu :

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ، مَا تَقَدَّمَ، مِنْ ذَنْبِكَ، وَمَا تَأَخَّرَ، وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ، وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا، وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ، نَصْرًا عَزِيزًا

“Sungguh kami berikan bagimu kesuksesan, “Fatha” itu bisa jadi kemenangan, bisa jadi kebahagiaan, bisa jadi keberhasilan, tapi bisa kita ungkap dengan satu kalimat ringkas kesuksesan dalam perjuangan.

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا

“Kami berikan bagimu kesuksesan demi kesuksesan yang Agung”

maksudnya apa? Kesuksesan Rasul tidak untuk beliau sendiri, kalau kesuksesan yang bukan kesuksesan yang مُبِينًا yang agung yang mulia, Nabi terdahulu juga sukses dakwahnya banyak orang-orang yang dari ummatnya, ada yang luhur, ada yang mengikuti. Demikian para Nabi demikian Nabi terdahulu, namun Sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setelah wafatnya sukses semakin luas, ummatnya semakin banyak bukan semakin habis, inilah kesuksesan فَتْحًا مُبِينًا karna diteruskan kesuksesan rahasia kesuksesan itu, rahasia kemenangan itu, rahasia keberhasilan itu, sukses dengan bekesinambungan, kepada para pejuang yang membela dan ingin menyebarkan tuntunan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bagi mereka kesuksesan kata Allah, asal jalannya benar, kalau ada salah maka di patahkan oleh Allah subhanahu wata'ala, kalau jalannya benar maka dia diberi kemuliaan kepada Allah فَتْحًا مُبِينًا belahan dari kesuksesan yang Allah berikan kepada Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا، لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ، مَا تَقَدَّمَ، مِنْ ذَنْبِكَ، وَمَا تَأَخَّرَ

Al Imam ibn Katsir di dalam Tafsirnya menafsirkan makna ayat ini, banyak penafsirannya, diantaranya adalah juga Imam Qurtubi punya penafsiran, Imam Thobari punya penafsiran yang sedang saya nukil adalah penafsiran dari Imam Ibn Katsir juga penafsiran Imam Qadhi iyadh didalam kitabnya Asy Syifaa bahwa yang makna ini :
“Agar Allah ampuni dosa-dosamu yang terdahulu dan yang akan datang”
yang dimaksud bukan dosa-dosa Nabi yang terdahulu dan yang akan datang, kalau yang dimaksud adalah dosa-dosa Nabi, semua Nabi tidak berbuat dosa, dan untuk apa Allah sebutkan dalam ayat dosa yang lalu dan dosa yang akan datang, Nabi sudah Istighfar setiap hari 100 kali bertaubat kepada Allah, Jadi yang dimaksud yang lalu-lau adalah dosa ayah bunda beliau sampai Nabiallah Adam dan sayyidatuna Hawa As, mereka mendapat pengampunan dengan turunnya ayat ini, pupus semua seluruh dosa-dosa ayah bunda Nabi dan nenek moyangnya dan sampai Nabiallah Adam as dan juga dosa-dosamu yang akan datang, sebagian pendapat mengatakan pengampunan berlaku untuk seluruh keturunan Rasul hingga akhir zaman, pendapat lain mengatakan untuk para pencinta Rasul sampai akhir zaman, pendapat lain mengatakan untuk seluruh ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di akhir zaman.

Pengampunan sudah di beri oleh Allah, sudah ada pengampunan, yang ada tinggal barangkali pembebasan dan pengikisan dosa dan pengangkatan drajat , bisa merupakan musibah di dunia, bisa berupa siksa kubur, bisa berupa siksa Neraka, tapi pengampunan sudah di jaminkan untuk oaran-orang muslimin Ummat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam selama ia wafat tidak didalam kekufuran, tidak menyekutukan Allah subhanahu wata'ala.

Maka Rasul sangat gembira, Pengampunan turun dari mulai Nabiallah Adam as sampai Ummatnya akhir zaman

لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ، مَا تَقَدَّمَ، مِنْ ذَنْبِكَ، وَمَا تَأَخَّرَ، وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ

Dan Allah sempurnakan kenikmatannya untukmu, apa kenikmatan yang Allah berikan untuk Sang Nabi, kenikmatan yang Allah berikan untuk Sang Nabi adalah kebahagiaan ummatnya, terangkatnya derajat ummatnya, di beri Cinta dan kasih sayang untuk ummatnya di dunia dan di akhirat, itulah sempurnanya kenikmatan Sang Nabi.

Nabi butuh kenikmatan apa? tiga hari tidak makanpun beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersyukur kepada Allah, lalu kenikmatan apa yang membuat Allah katakan :

وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ

“Ku beri kesempurnaan atas kenikmatan untukmu”

وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا

“Memberimu petunjuk kepada jalan yang lurus”

untuk beliau dan pada para pecinta beliau selanjutnya, kenikmatan dengan berlimpah dan jalan kebenaran akan di tunjukan dan di tegakan.

وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ، نَصْرًا عَزِيزًا

Demikian Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu para Salafushaleh menjadikan ayat ini selalu di ulang-ulang dalam pembacaan rawi Maulidin Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karna ayat ini mengandung rahasia kegembiraan Sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, paling gembira dengan turunnya ayat ini dari semua ayat yang lainnya, maka ayat ini di baca surat Al Fath ayat 1-3, kita kalau melihat didalam maulid itu ayat ini dibaca lalu ayat ke dua, ayat yang paling menggembirakan kita, dua ayat terakhir pada surat Attaubah, apa ?

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

lalu yang terakhir pada surat Al Ahzab:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Tiga ayat :
pertama ayat yang paling menggembirakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ayat yang membuka kemenangan, keberkahan, dan pengampunan bagi Ummat.
Yang kedua adalah dua ayat terakhir pada surat Attaubah, yaitu ayat yang paling mengembirakan kita Ummat beliau, dengan datangnya Nabi yang dikenalkan Allah sangat perduli dengan musibah dan kesusahan kita. Dan memberikan pengamanan dari Allah swt, bagi orang yang mendapatkan musuh-musuh yang tidak mau taat, yang tidak mau tunduk, yang menyakiti mereka,
Maka Allah subhanahu wata'ala yang akan melindunginya, lalu ayat selanjutnya adalah menuntun kita menuju kedekatan kita kepada Allah dan Rasul dengan bershalawat kepada sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Tiga surat di padu, awal Surat Al Fath, akhir surat Barakah yaitu surat At taubah lantas yang ketiga adalah Surat Al Ahzab, dari tiga surat ini di padu sudah cukup tumpah ruah keluhuran untuk kita, belum lagi kalau di teruskan kesananya baru syair syairnya.

Terus Zaman sekarang di baca itu di protes, Masya Allah.
pertama kali yang protes itu setan sebenarnya memperbanyak membaca ayat ini di bilang Bid’ah, Subhanallah, Kita mau turun kepada kita keberkahan, pengampunan, kita baca kita mendapat keberkahannya, kita dapat pula kemuliaan lagi dengan ayat di tambah, لَقَدْ جَاءَ كُمْ رَ سُو لٌ dapat kemuliaan dengan ayat berita soal kedatangan Rasul saw, namun mereka sebagian tidak mau, dan di bilang bid’ah.

Hadirin Hadirat membaca Al Qur’an di bilang Bid’ah, maulidinabi di awali dengan Al qur’an, dan isinya penuh dengan sejarah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam.

Maulid Dhiya’ulami dari awal hingga akhirnya penuh dengan perhitungan-perhitungan yang jelas dari sejarah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Lihat yang pertama:

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد حَبِيبِكَ الشَّافِعِ الْمُشَفَّع

hitung berapa bait itu 12 Bait (tanggal 12 kelahiran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam),

lalu selanjutnya apa?:

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينَا

itu digabung dari tiga surat, Surat Al Fath, Surat At taubah, Surat Al Ahzab menandakan lahirnya Rasul bulan tiga yaitu Rabi’ul awal,

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
hitung baitnya berapa? jumlahnya sampai 63, tanda usia Rasul 63 tahun, itu semua penuh dengan rahasia kemuliaan sejarah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, berapa jumlah peperangan beliau saw, berapa banyak jumlah Ahlul Badr, dan demikian indahnya tuntunan dari guru Mulia kita Al Musnid Al Alamah Al Habib Umar bin Hafidz di dalam kitabnya Dhiya’ulami, yang merupakan salah satu maulid yang selalu kita baca setiap malam selasa ini.

Hadirin Hadirat yang dimulikana Allah,
Hujan rahasia keluhuran-keluhuran, yang merupakan penuntun kepada keindahan, kepada keindahan dan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi kita.

Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah,
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kita untuk hidup yang sederhana, banyak yang menanyakan kepada saya Habib bagaimana kalau akad nikah dengan bermewah mewahan boleh atau tidak?
Hal itu hal yang tidah dilarang Hadirat dalam syari’ah, tetapi jika ingin Sunnah
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda di dalam Shahih Bukhari : “Nikahlah walau hanya dengan mahar dari cincin besi”
Cincin besi di jalan bisa di cari, dengan seperti itupun pernikahan sudah Sah, nikahlah jangan sampai tertahan pernikahanmu hanya karna harta, demikian himbauan Sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena kebahagiaan itu milik Allah.

Diriwayatkan didalam shahih Bukhari, Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, “wahai Rasulullah aku hadiahkan diriku untukmu”, maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam diam, datang seorang sahabat, “ya Rasulullah, nikahkan aku dengannya” Rasulullah diam, “kau punya apa? Kau punya harta ?” tidak ya Rasulullah, tidak punya harta, “walau cincin dari besi..??” tidak punya ya Rasul, “punya baju?” punya Cuma ini yang kupakai, kalau kujadikan mahar maka aku tidak pakai baju, maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam diam, dilihat pada wanita itu “kau mau menikah dengannya?” wanita itu berkata, “aku sudah hadiahkan diriku padamu ya Rasulullah, terserah engkau mau taruh aku di laut boleh, mau melemparkan aku kemana, aku taat. Maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata melihat ke pria ini “kau mempunya hafalan alqur’an?” punya ya Rasulullah, “kunikahkan engkau dengan wanita ini dengan mahar kau harus ajari dia Al Qur’an, hafalannya beberapa ayat”
menikahlah mereka, Allah melimpahkan keberkahan bagi pernikahan itu hingga di kemudian hari mereka di limpahi harta, kekayaan dan keturunan salihin dan salehat, dari situ para ulama mengambil qiyas, daripada Sabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam,
Semulia-mulia dan seberkah-berkahnya mahar akad nikah adalah yang paling kecil jumlahnya, berbeda dengan hadiahan, hadiahan mau di hadiahi rumah, mobil, terserah, boleh boleh saja, tapi ini bicara jumlah mahar, kalau mahar semakin rendah jumlahnya, semakin berkah.

Namun para ulama kita, di Hadramaut para salafushaleh tentunya guru-guru kita, sudah memberikan satu kadar Tawasuth (tidak terlalu rendah, tidak terlalu tinggi) yaitu 5 ogi perak, dengan timbangan resmi wilayah Tarim, itu kalau di rupiahkan kira-kira 50 ribu. Sebagian besar di Negara kita, sebagian besar yang menikahkan mereka rata-rata maharnya 50 ribu, itu adalah yang diambil keputusan oleh para ulama kita. (namun bukan mesti sedemikian itu jumlahnya)

Hadirin hadirat,
Semakin sulit keadaan kita semakin mudah islam menuntun kita, semakin kita berada di dalam kesusahan semakin islam mempermudah keadaan kita, itu didalam masalah Nikah, dan lagi masalah lain orang yang sedang sakit dan orang yang sedang tidak menemukan air, Tanya kepada Rasul “ya Rasulullah kami Qodho shalatnya atau gimana?” Rasul berkata “Tetap Shalat” Tidak ketemu air atau sakit tidak bisa disentuh air, cukup engkau seperti ini lalu dia mengumpulkan kedua telapak tangannya kebumi, mengusapkannya ke wajah, lalu mengumpulakannya lagi mengusapkan ketangan kanan dan tangan kirinya, selesai.
Anggota Tayamum itu ada berapa ? dua, Wajah dan tangan sampai siku, jangan salah.
jadi anggota wudhu tentunya bukan hanya wajah dan tangan tapi kalau tayamum, jangan kaki di Tayamumin juga tidak ada rukunnya, rukunnya hanya dua saja, yaitu wajah dan kedua telapak tangan. kapan niatnya? saat mengusapkan tanah kewajah kita,
kenapa ? Allah tidak mengajari kemudahan, Rasul juga tidak mau kita berlumur tanah, maka setelah di kumpulkan ketanah maka tangan itu sunnah untuk diadukan satu sama supaya butiran-butiran besarnya jatuh, tinggal debu-debu kecilnya saja, itu yang di usapkan ke wajah sambil niat tayamum, sunnah menghadap kiblat, dan jangan Tayamum didalam Masjid, tidak sah tembok dalam masjid karna tanah wakaf, tanah wakaf tidak boleh untuk di pakai tayamum.

Demikian Hadirin hadirat, Kita lihat betapa Sulitnya keadaan kita, semakin Mudah Syariat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seraya bersabda : Demikian Riwayat Shahih Bukhari, “Berilah kabar gembira, dan permudahlah orang-orang janganlah dipersulit didalam syari’ah ini, maka jangan kalian buat mereka makin menjauh, dekatkanlah dekatkanlah”

Hadrin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian Indahnya tuntunan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kedatangan kita ketempat ini, sudah berbuat Insya Allah kaki kita di haramkan dari api Neraka,
Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Allah berfirman : Allah telah haramkan kedua kaki yg berdebu untuk dibakar api Neraka jika melangka dijalan Allah subhanahu wata'ala.
Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari mensyarahkan hadits ini, yang dimaksud Fisabilillah itu bukan hanya di jalan peperangan, karna Rasul shallallahu 'alaihi wasallam bersabda itu adalah saat beliau keluar menuju Shalat Jum’ah, maka menunjukan semua jalan menuju tempat ibadah, apakah Masjid, Majelis Ta’lim, Majelis Dzikir, masuk kedalam Hadits itu.

Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah subhanahu wata'ala mengharamkan api Neraka untuk kita, seraya berfirman dalam akhir surat Alfajr :

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي

“Wahai yang mempunya jiwa yang tenang, kembalilah kepada Pemilikmu dengan ridho dan diridhoi, maka masuklah dalam kelompok para pengabdi Ku, dan masuklah sorga Ku"

Siapa jiwa yang tenang? Jiwa yang sering berdzikir kepada Allah, Menunjukan jiwa yang tenang itu adalah jiwa yang banyak berdzikir kepada Allah, Kembalilah, kembalilah kepada Allah dan tinggalkanlah kehinaan menuju keluhuran dalam keadaan Rido dan kau akan di redoi oleh Allah, jangan mau mengabdi kepada Tuhan selainKu, masuk kedalam kelompok orang yang beribadah kepadaKu, dan masuklah kedalam Surgaku, orang-orang yang berjuang untuk mencapai itu, maka sebelum ia wafat ia sudah mendapatkan kabar itu.

Diriwayatkan bahwa Sayyidina Abdullah bin Abbas Ra, ketika ia wafat terdengar suara dari dalam kuburnya, suara ayat itu tanpa wujud, Para Mufassirin (Ahli Tafsir) menjelaskan ayat ini, turun kepada para salihin untuk memberi kabar kepada mereka, hajad-hajad mereka,

Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah,
semoga tidak satupun dari kita ketika wafat kecuali sebelumnya kita dengar ayat ini,
Semua kita yang hadir, semoga nanti waktunya kalau akan wafat, sudah mendengar seruan ini lebih dahulu sebelum ia menghembuskan nafas yang terakhir, Amin Amin ya Rabbal’alamin, maka ia akan disambut oleh Allah dengan hangat dan Indah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Penyampaian saya yang terakhir adalah, Allah subhanahu wata'ala memberikan anugrah kepada kita guru, guru adalah panutan yang layak kita panut dan kita muliakan, guru adalah ayah Ruh, sedangkan ayah kita adalah ayah Jasad, guru adalah pewaris para Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, selama guru itu berjalan di jalan yang benar dan dia memanut gurunya, jadi banyak pertanyaan kepada saya tentang bagaimana caranya menjadi guru yang baik.

Hadirn hadirat, guru yang baik itu adalah guru yang berusaha mengamalkan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan banyak para murid yang tidak mengerti, perbuatan gurunya itu sebenarnya perbuatan sunnah Rasul yang tidak di ketahui karna ia tidak tau, maka itu dia bertanya pada gurunya “guru setau saya di hadits begini, kenapa guru begini?” oh begini ada Hadits lain, ini kenapa saya memilih ini” hal seperti itu penting, dan ikuti guru yang mengikuti gurunya, kalau sudah guru tidak mengikuti gurunya, maka hati-hati guru ini dapat guru dari mana? sedangkan gurunya dapat dari yang lain, siapa guru yang lain.

Hadirin hadirat yang dimulikan Allah,
Jangan-jangan gurunya Syaitan, diliat gurunya mengikuti gurunya, berarti dia bisa belajar kepada guru dari gurunya, gurunya siapalagi diatasnya lagi, oh Imam anu, Syekh anu, dari anu, besar sanat gurumu 3 saja cukup apalagi Sanatnya sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. sekarang banyak guru yang mengaku “saya bersambung kepada Rasulullah, tapi mengikuti gurunya tidak? Kalau dia tidak mengikuti gurunya maka tentunya kita juga berfikir, walaupun kau punya seribu sanat, kalau tidak mengikuti gurunya berarti siapa, sanatnya kemana.

Hadirin hadirat yang dimulikan Allah,
Hati-hati mengikuti guru, kalian itu kalau berguru itu seakan-akan sedang makanan untuk ruh kalian itu, kitakan kalau makan kita lihat apa yang kita makan, apakan makanan itu halal atau haram, apakah yang kita makanan ini racun apakan makanan yang bermanfaat, kalau jasad saja begitu, lebih-lebih ruh, di dalam mencari guru yang benar, guru yang baik mengikuti ahlusunah waljamaah, yang memang tidak berbeda dengan guru yang lain sama tuntunannya, baik orangnya yang mengamalkan amalan-amalan sunnah, dan walaupun tidak sempurna, tiada manusia yang sempurna, dia mengikuti gurunya, mencintai gurunya, di cintai gurunya, demikian gurunya juga orang mulia, gurunya lagi juga berguru pada gurunya.

Demikian Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita Insya Allah sanat kita bersambung kepada Guru Mulia al Musnid Al alamah Al Habib Umar bin Hafidz, beliau ini tentunya sama sanatnya denagn para imam-imam besar, di Jakarta maupun di seluruh Indonesia, dari para Habaib, dan para Ulama, dan Para Khiyai, sanatnya bersambung kepada Syekh Tabbani, Al Habib Ali bin Muhammad Abdurrahman Al Habsyi kwitang, kepada Habib Salim bin Jindan, kepada Habib syekh Ali allatos, kepada Habib Umar bin Hud, Habib Salim alathos, pada Salafushalihin, banyak para-para ulama dan khiyai, yang sanatnya satu persatu bersambung dan bersambung kembali kepada satu sanat hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat, mengikuti gurunya itu sangat mulia, maka kita makmurkan acara kita, walau Cuma kebagian 1 acara saja yaitu 17 Juni, kita berbakti kepada Guru kita, guru mulia kita untuk meramaikannya, dengan mengajak teman-teman kalian, ikut kebetulan bisanya cuma ikut pada guru mulia dalam 1 acara, ingat Nabiallah Musa As, yang Allah subhanahu wata'ala beri teguran, Nabi Musa berkata “adakah yang lebih alim dari engkau?” tidak ada “aku orang yang paling alima” Maka Allah menurunkan Jibril “ada orang yang lebih alim dari engkau wahai Musa” siapa tunjukan “ Khidir As” “dimana bisa kutemukan?” di pecahan antara dua laut, Maka Nabi Musa pun mencarinya, di dalam surat Al Kahfi, jumpa dengan Nabiallah Khidir, bagaimana adab seorang Rasul, Nabi Musa lebih tinggi derajatnya dari Nabi Khidir dihadapan Allah, karna Nabi Musa adalah Rasul, Nabi Khidir adalah Nabi, Nabi Musa lebih tinggi derajatnya namun karna ingin belajar ia berkata,
“bolehkah aku ikut engkau untuk mendapatkan ilmu yang telah Allah berikan padamu”,

ini ucapan seorang Rasulullah As, Nabi Khidir yang padahal derajatnya di bawahnya, di dalam kedekatan kepada Allah, namun Nabi Khidir mempunya ilmu-ilmu yang tidak di ketahui Nabi Musa, Nabi Musa ingin belajar
“bolehkah aku ikut denganmu tuk belajar ilmu-ilmu yang Allah berikan kepadamu”,

Maka Nabi Khidir as berkata : kau tidak akan bisa sampai ikut aku, kenapa karna beda jalannya, Nabiallah Khidir di jalan Makrifah, Nabiallah Musa dengan jalan syari’ah sebagai Rasul As, Namun kita lihat adab seorang Rasul, bahkan seorang Nabi ingin belajar kepada yang dibawah derajatnya.

Demikian pula adab Al Imam Fakhrul wujud Abu Bakar Bin Salim alaihi rahmatullah, ketika dikatakan oleh gurunya bahwa “siapa itu Fakhrul wujud?, fakhrul wujud Abu bakar bin salim tidak menyamai seujung kukuku ini..!!, seperti ujung kukuku..!!” ini kata gurunya, maka sampai kabar kepada al Imam Fakhrul wujud Abu Bakar bin Salim, Abu Bakar bin Salim sujud sukur, lalau dia berkata, ditanya oleh murid muridnya : “koq sujud syukur Kau di hina oleh gurumu?, dikatakan kau seujung kukunya” dia berkata “aku bersyukur pada Allah sujud, aku sudah seujung kuku guruku, itu kemuliaan besar bagiku” demikian adab dari Imam Fakhrul Wujud Abu Bakar Bin Salim alaihi Rahmatullah kepada gurunya, sehingga dia memuliakan oleh Allah subhanahu wata'ala, melebihi gurunya hingga Allah memuliakan dia hingga dia melebihi gurunya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian indahnya, Juga Imam Ahmad bin Hambal alaihi Rahmatullah berkata 30 tahun aku mendo’a guruku itu, yaitu Al Imam Syafi’i, tiap malam selama 30 tahun mendoakan guruku, sehingga ia akhirnya sampai kepada kelompok Huffadhudduniya (orang-orang yang paling banyak hafalan haditsnya), di seluruh dunia ini diantaranya Imam Ahmad bin Hambal alaihi Rahmatullah, hadirin hadirat banyak contoh akan hal ini, banyak kemuliaan akan hal ini.

Kita semua masing-masing mempunya guru, masing-masing memilih guru, di wilayah-wilayah kalian, namun hati-hati memilih guru, siapa gurunya apakah ia mengikuti gurunya, apakah gurunya Cuma Google atau yahoo.com hati-hati pada guru-guru yang seperti itu, akhirnya semuanya Bid’ah, semuanya syirik dan lain sebagainya, padahal Cuma nukil-nukil saja di internet, guru yang seperti itu tidak usah dijadikan guru, dijadikan teman saja, boleh nasehati dengan baik.

Demikian Hadirin hadirat yang dimulikan Allah,
Kita Mohon Rahmatnya Allah subhanahu wata'ala dengan keberkahan, agar Allah subhanahu wata'ala melimpahkan Rahmatnya kepada kita, Wahai Rabbiy kalau seandainya kami terlalu banyak berbuat dosa dan tidak pantas mendapatkan kasih sayang Mu, maka sungguh itu dari segi kami, namun dari segi Engkau, Engkau telah berfirman :

“Rahmat Ku sampai kepada segala sesuatu”
Kami adalah bagian dari sesuatu, maka kami telah Kau janjikan mendapatkan Rahmat Mu,

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..

Seluruh hajad, seluruh dosa, seluruh musibah, seluruh kesulitan, seluruh permasalahan, kami benamkan kepada keAgungan samudra Nama Mu

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..

Seluruh takdir dan kejadian, berawal dan berakhir dari Nama Mu,

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..

Matahari kebahagiaan yang abadi, matahari kelembutan yang tiada pernah sirna, matahari kasih sayang yang tiada pernah padam, matahari pelimpah anugrah yang tiada berhenti,

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..

Kami minta dekat kepada Mu, kami minta di cintai oleh Mu, kami minta di sayangi oleh Mu,

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..
Kami minta kedekatan kepada Mu, kami minta kelembutan Mu, kami minta kasih sayang Mu, kami minta Cinta Mu

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله... ياَ الله..

Adakah diantara kalian yang pernah meminta cinta Nya ? Adakah di antara kalian yang meminta kelembutan Nya ? adakah pernah kau berdo’a minta dekat kepada Nya ? maka malam ini mohonlah

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. يَا الله...يَا الله...
ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم .. ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...
لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat saya mohon maaf, waktunya saya berpanjang bicara karna dari tadi nahan sakit tidak bisa berdiri, tidak berenti bicaranya karna tidak berhenti sakitnya tidak berenti jadi bicaranya tidak berenti, Alhamdulillah dengan do’a kalian selesai juga, Insya Allah dengan keberkahan majelis ini semua penyakit kita di beri kesembuhan, Amin Allahumma Amin. kita teruskan dengan Qasidah, memohon pada Allah subhanahu wata'ala, bertawasul kepada Ahlul Badr, agar di singkirkan dari segala musibah, dan di jauhkan dari segala kemungkaran bagi kita dan wilayah kita dan seluruh wilayah barat dan timur.

Tidak lupa pula kita ucapakan trimakasih kepada aparat keamanan, dari pihak Polsek, Polres dan Polda metro yang ikut mengamankan acara ini, semoga menjadi Rahmat dan keberkahan, juga panitia Masjid yang turut membantu dan mendukung penuh seluruh acara mulia ini, semoga dalam Rahmat dan Keberkahan, Dan juga para pewakaf Masjid ini, semoga mendapatkan kemuliaaan dari Allah subhanahu wata'ala, dan kepada para tetangga sekitar semoga di beri keberkahan dan kemuliaan oleh Allah subhanahu wata'ala.

Demikian Hadirin hadirat yang di muliakan Allah, malam minggu yang akan datang, malam sabtu, malam-malam lainya, terus saya menyarankan agar kalian memakai helm, agar menjadi contoh dan menjadi idola, bagi majelis-majelis lainnya, agar kita di panut oleh majelis lain, sudah majelis paling besar berantakan kelihatan sekali, kalau sedikit kan tidak kelihatan, kalau besar, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu banyak yang berkeliaran kelihatan.

Hadirin hadirat, Jaga kehormatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, jaga kehormatan Majelis kita yang namanya sangat Agung, sangat banyak di Komplane dari para Ulama, Namanya keberatan katanya, kalau saya bilang Majelis Ta’lim kalau keberatan Nama trus pakai nama yang jelek apa?, salahkah kita menamainya dengan Nama yang bagus, Hadirin hadirat kita lanjutkan dengan kalimat talqin oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, tafaddhal masykuraa.

MENYONGSONG RAMADHAN

MENYONGSONG RAMADHAN

KH Ahmad Wazir Ali

(Katib Syuriah PCNU Jombang)

الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِى جَعَلَ التَّقْوَى خَيْرَ زَادٍ وَاَنْعَمَ عَلَيْنَا بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَجَعَلَهُ اَحَدَ اَرْكَانِ الاِسْلاَمِ . اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَه اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَه وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَلْمَوْصُوْفُ بِالْخُلُقِ الْعَظِيْمِ . اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَ عَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَهْلِ التَّقْوَى وَالْمَعْرِفَة وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْن قَالَ الله ُتَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ : شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْ أُنْزِلَ فِيْهِ اْلقُرْآنُ هُدًا لِلنَّاسِ وَبَيِّنَتٍ مِنَ اْلهُدَى وَالْفُرْقَانِ ، فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَاْليَصُمْهُ ، وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا أوْ عَلىَ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أيَّامِ أُخَرَ ، اَمَّا بَعْدُ : اِتَّقُوا الله فِى جَمِيْعِ اَوْقَاتِكُمْ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُونْ

Hadharatal Muhtaromin, Sidang Jum’ah yang Dimuliakan Allah

Alhamdulillah dengan tidak terasa pada hari ini telah muncul kembali di hadapan kita, Bulan Ramadhan yang dipenuhi dengan berbagai macam berkah dan keutamaan. Marilah kita sambut kedatangannya, menghormatinya sebagai mana menghormati tamu. Sebab sabda Rasulullah SAW, ”Jika ummatku mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, pasti mereka berkeinginan supaya semua bulan dalam setahun terdiri dari Bulan Ramadhan seluruhnya.


Dari sini, marilah kita selalu menambah tingkatan nilai ketaqwaan terhadap Allah dalam situasi dan kondisi yang bagaimana pun juga.

Secara psikologis, apabila Bulan Ramadhan tiba, maka sikap kaum muslimin terbagi menjadi dua macam, yaitu:

1). Kelompok yang bergembira, mereka sangat bersyukur dan bergembira lantaran masih ditakdirkan panjang umur oleh Allah, sehingga masih memiliki kesempatan bisa bertemu lagi dengan bulan suci, bulan agung yang penuh barokah, yakni Ramadhan.

2). Kelompok yang menggerutu. Mereka mengeluh dan sinis karena merasa tidak leluasa lagi seperti hari-hari biasanya. Tidak dapat makan-minum di siang hari, sehingga lapar dan haus, lemah dan sebagainya. Hal ini biasanya dialami oleh mereka yang imannya masih lemah.

Hadirin Jama'ah Jum'ah yang Berbahagia

Mengenai keutamaan Bulan Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda:

قَدْجَاءَكُمْ شَهْرٌ مُبَارَكٌ اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ اَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ اَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ . رواه احمد والنسائى والبيهقى

“Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah, di mana Allah mewajibkan kamu berpuasa, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-setan. Padanya ada suatu malam yang nilainya lebih berharga datri seribu malam. (HR Ahmad, Nasa'iy dan Baihaqiy).


Dalam Hadits lain dijelaskan bahwa:

“Siapa saja yang melakukan amalan sunnah akan dilipatgandakan pahalanya, bagaikan melakukan kewajiban, yang melakukan amalan wajib pahalanya dilipatgandakan 70 (tujuh puluh) kali jika dibanding dengan amalan di luar Bulan Ramadhan, bahkan diamnya orang yang berpuasa pun, mendapatkan suatu pahala, sedang berdzikir dan beribadah akan lebih besar lagi pahalanya.

Dari kedua hadis tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa:

- Orang yang berpuasa memiliki peluang yang sangat besar untuk mendapatkan Surga, lantaran pintu-pintunya telah terbuka lebar, akan tetapi sebaliknya kemungkinan sangat kecil masuk neraka lantaran pintu-pintunya telah tertutup rapat-rapat, bahkan tangan-tangan setan yang biasa menggoda manusia sudah dibelenggu.

- Dalam Bulan Ramadhan, ditemukan adanya malam qodr (Lailatul Qodar) yang nilainya lebih berharga dibanding dengan seribu bulan. Sehingga Rasulullah SAW sendiri mencontohkan beribadah semalam suntut dengan beri'tikaf di masjid, solat sunah lebih banyak, berdzikir dan berdo'a, membaca Al-Qur'an dan membaca berbagai ilmu keagamaan.

Saudara-saudara Sekalian

Jika dihitung, 1000 bulan itu, ternyata ada 84 tahun. Karenanya, siapa saja yang beibadah di malam Ramadhan dan kebetulan bersamaan dengan Lailatul Qodar, maka dia mendapatkan pahala bagaikan beribadah 84 tahun.

Alangkah banyaknya pahala itu, sehingga beliau SAW menyatakan dalam Haditsnya, "Intai-intailah di malam ganjil pada sepertiga terakhir Ramadhan".

Pada Bulan Ramadhan yang suci dan agung ini, kita semua diperintahkan oleh Allah SWT. supaya menjalankan kewajiban Puasa sebulan penuh dengan cara menahan dahaga dan lapar, menahan nafsu dan menjauhi semua ucapan kotor. Selain itu kita juga dianjurkan untuk selalu memperbanyak membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan mendirikan shalat sunnah malam.

Sebab di dalam keadaan lapar dan dahaga, shalat malam dan membaca Al-Qur’an itu, bermanfaat sekali untuk menanamkan rasa kesadaran bahwa orang yang berpuasa itu tidak hanya merasakan lapar saja, tetapi untuk membina ummat supaya jiwanya subur, bersih dan sehat.

Rasulullah SAW :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Siapa saja yang telah melakukan kewajiban puasa dengan keimanan yang mantab dan penuh perhitungan, maka diampunilah dosa-dosa yang telah dikerjakan sebelumnya.”

Sekalipun demikian yang perlu diketahui bersama adalah, bahwa dalam menghadapi puasa ini, orang-orang islam terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1). Puasa karena iman dan taqwa hanya kepada Allah, seakan-akan apa yang sedang dan akan ia kerjakan, Allah selalu mengetahuinya, sebagaimana sabda Nabi SAW:

اَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَاَنَّكَ تَرَاهُ فَاِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَاِنَّهُ يَرَاكَ

“Ia beribadah hanya kepada Allah seakan-akan ia melihat-Nya dan jika tidak, maka Allah pasti melihatnya.”

2). Puasa karena malu pada orang yang disegani, sehingga yang didapat kelompok ini hanyalah lapar yang tidak dapat mempengaruhi prilaku perbuatan sehari-harinya, akibatnya ia tertipu oleh diri sendiri, sebagaimana firman Allah :

يُخَادِعُوْنَ اللهَ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا وَمَايَخْدَعُوْنَ اِلاَّ اَنْفُسَهُمْ وَمَايَشْعُرُونَ

3). Kelompok Puasa orang yang tidak malu untuk tidak berpuasa, sehingga hal ini seperti apa yang disabdakan oleh Nabi SAW :

اِذَالَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

“Jika tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu.”

Hadirin Sidang Jum’ah Rahimakumullah

Karena sebab-sebab itulah, Bulan Ramadhan sering disebut sebagai “bulan pembakaran dosa, bulan pelebur dosa atau bulan pemutihan.” Orang yang dengan sempurna menyelesaikan puasanya di bulan Ramadlan akan suci dan bersih dirinya dari dosa dan noda. Kaum Muslimin diperintahkan agar melipatgandakan amaliyah kebajikan dan menghentikan segala bentuk tindakan yang berbau keburukan. Sehingga setelah Ramadhan berlalu nantinya, seorang Mukmin menjadi bagaikan bayi yang baru saja lahir dari kandungan ibunya, putih suci kembali tanpa dosa.

Karenanya, marilah kita memperbanyak membaca ayat-ayat Al-Qur'an, baik dalam sistem tadarrus bersama di Masjid-masjid dan Musholla maupun di rumah masing-masing. Begitu juga mengikuti pengajian-pengajian yang biasa dilakukan para ulama di berbagai tempat, baik menjelang berbuka maupun setelah jama'ah sholat shubuh dan sebagainya.

Saudara Hadirin yang Dirahmati Allah,

Menurut imam al-Ghozali, kualitas berpuasa itu ternyata terbagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

Pertama: puasa yang sekedar mempuasakan tenggorokan dan perut, tanpa mempuasakan pancaindra lain. Mulut masih saja berbicara kotor, bohong, adu domba dan fitnah, mata masih saja dipakai melihat sesuatu yang tidak senonoh, bahkan tangan masih saja dipakai untuk mengambil hak orang lain, baik dengan cara memanipulasi data dalam wujud korupsi maupun bentuk lainnya yang sangat variatif. Begitu juga telinga yang masih banyak dipakai untuk mendengarkan hal-hal yang terlarang,

Rasulullah SAW mensinyalir kondisi demikian dalam sabdanya :

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاَّ الْجُوْع وَالْعَطَشُ

Betapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan pahala apa pun kecuali hanya lapar dan haus.

Kedua: Puasa khusus, yakni selain menahan lapar dan haus, orang tersebut juga mempuasakan pancaindranya, dengan tidak mau melakukan perbuatan yang menyeleweng atau menjauhkan dirinya dari rahmat Allah.

Ketiga: Puasa yang paling istimewa, yaitu di samping tidak makan-minum dan mempuasakan pancaindera, ia juga mempuasakan hati nuraninya dari semua bentuk gerakan batin yang tercela. Dan seperti inilah yang akhirnya kita pilih, dan dengan bersungguh-sungguh akan berusaha kita capai.

Karena para hamba Allah yang menunaikan ibadah puasa dalam Bulan Ramadhan dan memperbanyak ibadah-ibadah yang lain, ia akan mendapatkan kebahagiaan, baik dunia maupun akhirat. Semoga dengan kedatangan bulan Ramadhan cinta kita kepada Allah akan semakin bertambah serta kita dikaruniai keikhlasan dalam menjalankan semua bentuk perintah dan menjahui segala larangan Allah. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan-kemudahan urusan dan berkah kepada kita. Amin yaa robbal 'alamin

اِنَّ اَحْسَنَ الْكَلاَمِ وَاَبْيَنَ النِّظَامِ كَلاَمُ اللهِ الْمَلِكِ الْعَلاَّمِ وَالله تعالَى يَقُوْلُ وَ بِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْن اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبَّهِمْ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَع الْفَجْرِ

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الايَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم لِى وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Mencari Ilmu Demi Menggapai Ridho Allah

Mencari Ilmu Demi Menggapai Ridho Allah
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أخْرَجَ نَتَائِجَ أفْكاَرِنَا لِإِِبْرَازِ أَيَاتِهِ وَالَّذِيْ أفْضَلَنَا بِالْعِلْمِ وَاْلعَمَلِ عَلَى سَائِرِ مَخْلُوْقَاتِهِ ، وَرَافِعُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَالَّذِيْنَ أُوْتُوْا العِلْمَ دَرَجَاتٍ أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ يُمْلَئُ بِجَمِيْعِ اْلفَضَائِلِ ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ وَعِتْرَتِهِ الطَّاهِرِيْنَ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ : يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا اْلعِلْمَ دَرَجَاتٍ ، وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : طَلَبٌ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إلاَّ وَأنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’aasirol Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Tak henti-hentinya para khatib senantiasa menekankan dalam setiap khutbah Jum’at, bahwa sebagai hamba Allah, kita harus senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. meningkatkan ketaatan dan ibadah kepada Allah agar, kita bertambah dikasihi dan dirahmati Allah SWT.

Adapun untuk meningkatkan ketaqwaan, maka tentu saja kita harus mau belajar, mau mengaji dan mau menimba ilmu. Seluruh ilmu yang dapat menjadikan kita bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah. Baik itu berupa ilmu-ilmu ibadah mahdoh, seperti tata cara sholat, membaca Al-Qur’an, berpuasa dan berhaji. Ataupun ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya.

Kata “Ilmu” itu berasal dari Bahasa Arab ‘Alima, Ya’lamu, ‘Ilman, yang berarti “Mengerti sesuatu”. Atau juga berasal dari kala ‘allama yang berarti “memberi tanda atau petunjuk” yang berarti pengetahuan.

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia

Setiap orang muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu, hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW :

طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

”Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.”

Dengan semakin sering kita menuntut ilmu, maka kita akan lebih banyak tahu tentang banyak hal.

Meski benar bahwa prioritas dalam menuntut ilmu adalah mempelajari ilmu agama, khususnya ilmu iman dan islam serta ilmu mengenal Allah. Namun umat Islam tidaklah boleh begitu saja mengabaikan ilmu-ilmu lainnya. Karena tanpa ilmu, umat Islam hanya akan menjadi terbelakang dibandingkan dengan umat-umat lain di muka bumi ini.

Hadirin Sidang Jum’at yang Dimuliakan Allah
Bahkan dalam hal mencari pemimpin pun kita juga tidak boleh seenaknya saja. Melainkan juga harus memilih pemimpin dengan mempertimbangkan kadar keilmuan sang pemimpin. Hal ini telah disinyalir oleh Allah dalam firman-Nya:

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إنَّ اللهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا ، قَالُوْا أنَّى يَكُوْنُ لَهُ اْلمُلْكَ عَلَيْناَ وَنَحْنُ أَحَقُّ بِاْلمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ اْلمَالِ ، قَالَ إنَّ اللهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِيْ العِلْمِ وَاْلجِسْمِ ، وَاللهُ يُؤْتىَ مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Nabi Bani Israil mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah, 2 : 247)

Ayat ini menunjukkan bahwa, bagaimana pun juga kita tidaklah dapat mengunggulkan harta jika sang pemiliknya bodoh. Al-Qur’an telah menceritakan kisah Qorun sebagai contoh bahwa sungguh tidaklah elok, jika manusia hanya mengumpulkan harta tanpa berusaha menambah wawasan-awasan keilmuannya. Sebagaimana firman Allah :

قَالَ إنَّمَا أوْتِيْتُهُ عَلىَ عِلْمٍ عِنْدِيْ ، أَوَلَمْ يَعْلَمْ أنَّ اللهَ قَدْ أهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِ مِنَ اْلقُرُوْنِ مَنْ هُوَ أشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأكْثَرَ جَمْعًا ، وَلاَ يُسْئَلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ اْلمُجْرِمُوْنَ

Qorun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. (QS. ِAl-Qashash, 28:78)

Ayat ini menunjukkan bahwa kita juga mesti mengedepankan untuk memilih pemimpin yang berilmu, bukan hanya yang paling kayaa atau paling kuat saja. Melainkan juga berdasarkan keluasan ilmunya.

Sidang Jum’at yang Dirahmati Allah
Dengan ilmu kita dapat menyingkap tabir kehidupan manusia dan memahami rahasia-rahasia yang diciptakan Allah agar diungkapkan oleh manusia demi kemajuan peradabannya.

Memang benar bahwa mencari ilmu sungguh terasa amat berat. Terutama ilmu-ilmu yang dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Karenanya, tentu menjadi sangat benar, sabda Rasulullah SAW :

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ . رَوَاهُ مُسْلِم

Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR Muslim)

Pada hadits ini, ungkapan “salaka (menempuh Jalan)” bukan hanya mencakup arti jalan secara indrawi yaitu jalan yang dilalui kedua kaki, seperti sesorang pergi dari rumahnya menuju tempat untuk menimba ilmu baik berupa masjid, madrasah, ataupun universitas dan lain sebagainya.

Namun termasuk pula mencakup arti jalan secara maknawi. Maksudnya adalah, hal-hal yang memberatkan selama perjalanan tersebut, misalnya biaya dan waktu yang tersita. Misalnya saja seseorang harus menempuh perjalanan jauh dalam rangka mencari ilmu. Perjalanan dari satu kota ke kota lain, dari satu propinsi ke propinsi lain dan dari negerinya ke negeri lain untuk mencari ilmu. Maka ia tidak hanya harus mengeluarkan biaya berupa harta, namun juga harus mengorbankan perasaan untuk meninggalkan keluarga dan sahabat dan kampong halaman yang dicintainya.

Ini semua adalah termasuk hal-hal yang harus bisa diatasi dalam menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu. Namun tentu semuanya akan tergantikan manakala ia telah mendapatkan ilmu yang diinginkannya. Jika seseorang ingin sukses di dunia, ilmu akan membawanya menuju kesuksesan. Dan jika ia ingin beruntung di akhirat kelak, maka ilmu pulalah yang akan mendekatkan keberuntungan dan fadhal Allah tersebut. Sebagaimana hadits riwayat Ibnu ’Asakir :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَمَنْ أرَادَ اْلأخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَمَنْ أرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ

Siapapun yang menghendaki (keberhasilan ) dunia maka ia harus berilmu, Siapapun yang menghendaki (keberuntungan) akhirat, ia pun harus berilmu, dan siapapun yang menghendaki keduanya, tentu ia harus berilmu.

Hadirin Sekalian yang Berbahagia
Mestinya kita merenungkan kembali pernyataan sahabat Mu’adh bin Jabal RA. sebagaimana dikutip dalam kitab Hilyat'ul Awliya Wa Tabaqat'ul Asfiya, bahwa meraih ilmu pengetahuan adalah demi ridho Allah. Karena pengetahuan melahirkan kesalehan, mengagungkan Ilahi dan takut akan dosa. Mencari ilmu demi ridho Allah adalah ibadah, belajar adalah sikap mengingat kebesaran Allah (Zikir).

Sahabat Mu’adh juga menyatakan, mencari ilmu adalah perjuangan yang pahalanya seperti pahala berjihad (berperang). Mengajarkannya ilmu kepada mereka yang menganggapnya berharga adalah sedekah, dan mengamalkannya pada rumah seseorang memperkuat tali silahturahmi di antara keluarga.

Ilmu adalah sahabat penyejuk ketika dalam kesendirian. Ilmu adalah sahabat terbaik bagi para pengelana. Ilmu adalah sahabat terdekatmu yang menyampaikan rahasianya kepadamu. Ilmu adalah pedangmu yang paling ampuh untuk lawanmu, dan terakhir, ilmu adalah pakaian yang akan menaikkan derajatmu dalam jamaah persaudaraanmu.

Telah jelas dalam firman Allah SWT :

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى اَّلذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيَْن لاَ يَعْلَمُوْنَ

Adakah sama, antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui (QS. Az-Zumar, 39 : 9).

Tentu kita semua bisa menjawabnya dengan mudah. Karena ilmu jelas-jelas membedakan antara mereka yang memilikinya dan mereka yang tidak memilikinya.

Maka sebagai akhir khutbah ini, saya ingin berpesan, marilah kita semua tiada henti menuntut ilmu, hingga akhir hayat. Di mana pun dan kapan pun. Tak terbatas hanya di lembaga-lembaga pendidikan formal maupun di pengajian-pengajian saja. Namuan juga dalam setiap hal dan kesempatan yang diberikan oleh kehidupan kita.

Karena ilmu pengetahuan adalah puncak segala kebahagiaan, sebagaimana kebodohan adalah titik awal dari segala keburukan. Keselamatan datang dari ilmu, kehancuran datang dari kebodohan.

بَارَكَ الله لِى وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذْكُرَ الْحَكِيْمَ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَاِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ العَلِيْمُ, وَأَقُوْلُ قَوْلى هَذَا فَاسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Memetik Hikmah di Balik Musibah

Memetik Hikmah di Balik Musibah
KH. Ilhamullah Sumarkan
Ketua PW LDNU Jatim

الحَمْدُ ِللهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الحَلِيْمِ الكَرِيْمِ السَّتَّارِ، المُنَزَّهِ عَنِ الشَّبِيْهِ وَالشَّرِيْكِ وَالإِنْظَارِ. انْفَرَدَ بِالوَحْدَانِيَّةِ, وَتَقَدَّسَ فِي ذَاتِهِ العَلِيَّة, وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ. أَحْمَدُهُ حَمْدَ عَبْدٍ مُعْتَرِفٍ بِالذُّلِّ وَالإنْكِسَارِ. وَأَشْكُرُهُ شُكْرَ مَنْ صَرَّفَ جَوَارِحَهُ فِي طَاعَةِ رَبِّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلُهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا النَّبِيُّ المُخْتَارُ ، صَلاَةُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ اْلأطْهَارْ ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهَ اْلكَرِيْمِ : وَلاَ تُفْسِدُوْا فِي اْلأرْضِ بَعْدَ إصْلاَحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إنَّ رَحْمَةَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ اْلمُحْسِنِيْنَ ، أمَّابَعْدُ : ياَأَيُّهاَ النَّاسُ اتَّقُوالله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوتُنَّ إِلاَّوَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin Sidang Jumuah, yang dimuliakan Allah SWT.
Marilah kita bersama berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt, dalam arti meningkatkan kesungguhan kita untuk melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita senantiasa termasuk golongan hamba yang mendapatkan petunjuk di jalan kebenaran.

Hadirin Rahimakumullah.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali musibah yang melanda negeri kita. Dari terjangan tsunami, amukan angin topan, banjir bandang, tanah longsor, hingga gempa bumi dan jebolnya tanggul-tanggul penahan air.

Alam seolah begitu murka dengan keserakahan umat manusia yang dengan rakus mengeksploitasinya tanpa henti. Setidaknya, dari beberapa peristiwa ini kita dapat memetik hikmah mengapa musibah selalu saja menimpa kita. Mungkin kita akan menemukan banyak sekali pendapat mengapa ini terjadi. Para ahli geologi, barangkali akan mengatakan, “Ini hanya peristiwa alam biasa.” Mungkin para dukun juga akan mengatakan, “kejadian-kejadian tersebut addalah penanda pergantian zaman.” Namun yang demikian adalah pendapat, sah-sah saja jika kita percaya, namun tidak wajib kita imani.

Hadirin yang dirahmati Allah
Terlepas dari segala kelakuan dan antisipasi manusia, dalam pandangan al-Qur’an, musibah-musibah adalah merupakan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Taqdir yang telah digariskan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Taubat ayat 51:

قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا إلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللهِ فَاْليَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْنَ

“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”

Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa, setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah. Dan hanya kepada Allah, kita berlindung.

Lalu mengapakah Allah menimpakan bencana kepada umat-Nya? Umat yang mengimani dan menyembah-Nya dalam ajaran yang benar dan hak? Mengapa bukan orang-orang kafir saja ditumpas dengan bencana? Jawabnya adalah, karena di balik setiap takdir, pastilah terdapat makna yang tersembunyi. Termasuk dalam beberapa musibah yang melanda kita. Dan bagi saudara-saudara kita yang tertimpa musibah namun masih hidup setidaknya dapat memetik hikmah atas apa yang menimpa mereka.

Mereka yang lolos dari bencana adalah orang-orang yang beruntung karena masih sempat ditegur oleh Allah SWT. Mereka yang lolos masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki kualitas ketaqwaan, keimanan dan hidupnya. Mereka masih sempat meminta ampunan kepada Allah SWT atas segala kesalahan serta berbuat kebajikan sepanjang sisa hidupnya untuk menghapuskan dosa.

Bencana menjadi teguran bagi mereka yang selamat, demikian pula bagi mereka yang berada jauh dari tempat kejadian. Orang-orang yang tidak terkena bencana, mendapatkan cobaan dari dampak bencana. Mereka yang sentosa berkewajiban menolong yang kepayahan. Mereka yang hidup berkewajiban menyelenggarakan jenazah bagi yang meninggal. Mereka yang masih memiliki banyak harta, berkewajiban memberikan makanan dan pakaian serta menolong dengan segenap kemampuan kepada mereka yang kehilangan segalanya. Memberi makan kepada mereka yang kelaparan, memberi pakaian kepada mereka yang telanjang dan memfasilitasi mereka yang kehilangan tempat tinggal.

Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat; barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat; dan barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan Akhirat; dan Allah selalu akan menolong hambanya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda :

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak seorang Muslim atas seorang Muslim yang lain ada enam.” Di antara para sahabat, Ada yang bertanya, ‘Apa saja ya Rasululllah?’ Beliau menjawab, ”Bila kamu berjumpa dengannya ucapkan salam, jika ia mengundangmu penuhilah, jika ia meminta nasihat kepadamu nasihatilah, jika ia bersin dan memuji Allah hendaknya kamu mendoakannya, dan jika ia sakit jenguklah, dan jika ia mati antarkanlah jenazahnya….” (HR Muslim)

Hadirin Sidang Jumuah yang Dimuliakan oleh Allah
Bencana adalah juga sebuah teguran dari Allah kepada orang-orang beriman, namun lalai menjalankan perintah-Nya. Peringatan dari allah ini sudah seringkali tampak melalui beberapa peristiwa serupa yang seringkali melanda negeri kita. Namun selalu saja kita belum bisa memperbaiki diri, sikap dan perbuatannya. Padahal beberapa musibah yang terjadi ini adalah akibat dari perbuatan dan ulah kita sendiri sebagai bangsa.

Jika alam di negeri kita rusak, siapakah yg merusaknya? Tentu adalah kita sendiri yang merusaknya. Bukan negara lain, karena takkan ada negeri lain dapat merusak negara kita kecuali kita sendiri yang mengijinkan mereka.

Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 41.

ظَهَرَ الفَسَادُ فِيْ الُبَرِّ وَاْلبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ اَّلذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah nampak kerusakan didarat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan lepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)."

Adapun bagi kita semua, rentetan musibah yang terjadi hendaklah menjadi tadzkirah (pengingat) bahwa bencana memilukan tersebut dapat terjadi ditempat kita jika Allah SWT menghendaki. Seharusnyalah bagi kita untuk selalu berdo’a, bertaqarrub, dan beristighfar semoga Allah SWT selalu menganugerahkan keselamatan dan ampunan bagi kita semua.

Dan jika demikian, maka Allah memberi peringatan kepada kita supaya kembali ke jalan yang benar. Perbuatan manusialah yang selama ini banyak merusak ekosistem dan lingkungan. Manusia yang serakah, selalu mengeksploitasi alam dan banyak menyebabkan kerusakan lingkungan. Peringatan dari Allah yang berupa bencana menunjukkan bahwa Allah masih sayang kepada hamba-hamba-Nya dan menghendaki mereka untuk kembali ke jalan yang diridloi-Nya.

Karena, kerusakan alam selalu mengakibarkan kerugian bagi warha di sekelilingnya, terutama rakyat kecilnya. Karenanya, siapa yang lebih kuat harus melindungiu yang lemah. Siapa yang berkelonggaran harus menolong yang sedang dalam kesusahan dan siapa yang selamat harus bersedia menolong kepada saudaranya yang terkena musibah.

Mestinya kita takut jika tidak menolong, padahal kita mampu, mestinya kita malu kepad Allah jika tidak membantu saudara-saudara yang sedang kesusahan, apdahal kita sedang banyak memiliki kelonggaran. Bukankah Rasulullah SAW telah bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لاَ يَهْتَمْ بِأُمُوْرِ اْلمُسْلِمِيْنَ

"Tidaklah termasuk golongan kita, mereka yang tidak peduli dengan persoalan-persoalan umat Islam."

Dengan demikian, maka umat akan persatuan dan kesatuan umat Islam akan semakin kokoh selepas berlalunya bencana, jika kita dapat menyadari bahwa selalu ada hikmah di balik setiap kejadian yang tampak mengerikan. Bencana merupakan ujiana bagi umat Islam, sudahkah mereka mencadi seperti penggambaran Rasulullah SAW?

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

"Orang Islam yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan."

Maka akhirnya, marilah kita doakan semoga saudara-saudara kita yang telah dipanggil oleh Allah dalam bencana-bencana di negari ini adalah meninggal dalam keadaan syahid. Bagaimana pun juga salah satu tujuan Allah mewafatkan mereka dalam bencana adalah untuk mewafatkan mereka dalam kondisi mati syahid. Karena mereka yang meninggal dalam kondisi mati kejatuhan reruntuhan, tenggelam, terbakar, melahirkan, mati dalam merasakan sakit perut adalah masuk dalam kategori mati syahid, selama mereka mengalami naza’ (syakarotul maut) dengan tetap teguh memegang keimanan kepada Allah SAW. Amin Allahumma Amin

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ